A mother in Medan stripped of a group of men because of sandals
Top eight Design Tips to Consider When Building Your New Home
Are you making plans to build a brand new home? Then be sure to study the suggestions from domestic constructing expert Metricon, certainly one of Australia’s leading domestic builders specialising in current and modern houses. If you need your private home to be as purposeful as viable, the subsequent pinnacle eight designs guidelines will put you at the proper path.The Open Floor Plan
Anyone constructing a new home need to consider an open floor plan, as it creates a bigger residing location to entertain in and a versatile space. An open floor plan is each practical and alluring to households, as it brings all the dwelling regions within the house into one large space. Metricon’s Chicago display home is one of the many designs which provide open plan modern-day living which gives the main residing regions connectivity, giving a feel of area to your home layout.

Dituduh sebagai penadah, seorang ibu anak satu diarak-arak sekelompok orang pada hari Rabu (12/9) lalu di Jalan Jermal 15, Medan.
Kejadian tersebut bermula saat korban yang bernama Silviana Boru Nainggolan (52) tersebut membeli sepasang sepatu dari beberapa anak remaja yang tinggal di dekat rumahnya pada tanggal 11 September 2018. Korban tak tahu sandal itu hasil curian.
Keesokan harinya, sekitar pukul 07.00 WIB, dua pria mendatangi rumah Silviana dan memaksanya untuk ikut dengan mereka.
Kuasa hukum Silviana, Armada Sihite, mengatakan bahwa dua pria berinisial MP dan DD itu kemudian membawa korban ke Kafe D yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempat tinggal korban.
"Selama di perjalanan, korban tidak berhenti mendapat perlakuan kekerasan dari dua orang tersebut. Begitu pula setelah tiba di kafe tersebut. Korban justru diikat tangan dan kakinya, dan diperlakukan kasar oleh beberapa orang," papar Armada saat dihubungi kumparan, Selasa (18/9).
Korban yang saat itu hanya mengenakan pakaian tidur kemudian diboyong oleh orang-orang yang berasal dari Kafe D tersebut dengan keadaan kaki dan tangan terikat ke sebuah tempat. Selama diarak, korban beberapa kali dipukul dan mendapat perlakuan kasar oleh MP dan kawan-kawan.
"Begitu mereka sampai di sebuah tempat, kemudian korban diikat di sebuah pohon dan dipukuli juga," lanjutnya.
Saat itulah anak semata wayang korban mendapati ibunya sedang dalam keadaan terikat di pohon dan hanya mengenakan pakaian dalam. Tidak terima dengan perlakuan itu, ia pun kemudian membentak kerumunan itu, sampai akhirnya ia juga dipukul berkali-kali oleh MP.
"Saat petugas kepolisian datang, barulah mereka membubarkan diri," tutur Armada.
Korban yang merupakan single parent itu menghidupi anak semata wayangnya seorang diri setelah suaminya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Korban menafkahi keluarga kecilnya dengan membuka sebuah kedai tuak tepat di samping rumahnya.
Saat ini korban belum berani menginjakkan kaki untuk kembali ke rumahnya, karena trauma mendalam yang dirasakannya. Trauma juga dirasakan putrinya yang juga menjadi korban pemukulan.
kumparan sudah datang ke rumah korban, dan menemui putri korban. Tapi sayangnya keluarga tak mau bicara dan menyerahkan sepenuhnya ke pengacaranya.
Sumber : Kumparan