True Stories Inspiration

Listen, Streaming, and download favorite music

Inilah Fakta Sejarah Asal Mula Masuknya Orang-Orang Yahudi Di Palestina Sampai Terbentuknya Negara Israel. Sekarang Mereka ‘Yahudi’ Begitu Kejamnya

This is the Fact of the Originating History of the Jews in Palestine Until the Establishment of the State of Israel. Now The 'Jewish' They Are So Wrong
Top eight Design Tips to Consider When Building Your New Home
Are you making plans to build a brand new home? Then be sure to study the suggestions from domestic constructing expert Metricon, certainly one of Australia’s leading domestic builders specialising in current and modern houses. If you need your private home to be as purposeful as viable, the subsequent pinnacle eight designs guidelines will put you at the proper path.
The Open Floor Plan
Anyone constructing a new home need to consider an open floor plan, as it creates a bigger residing location to entertain in and a versatile space. An open floor plan is each practical and alluring to households, as it brings all the dwelling regions within the house into one large space. Metricon’s Chicago display home is one of the many designs which provide open plan modern-day living which gives the main residing regions connectivity, giving a feel of area to your home layout.



Lonjakan Pengungsi Palestina

Dampak terbesar dari Perang 1948 ialah pengusiran sebagian besar penduduk Palestina. Sebelum perang, setidaknya ada sekitar 1.000.000 orang Arab Palestina di perbatasan Israel. Pada tamat perang tahun 1949, 700.000 hingga 750.000 dari mereka telah terusir, hanya 150.000 saja yang tetap tinggal di Israel.

Begitulah adanya, pengungsi selalu menjadi objek penderita dari buah peperangan. Sepanjang insiden ini, beberapa kelompok orang telah melarikan diri demi menghindari pertempuran dan penaklukan. Alasan yang membuat orang-orang Palestina mengungsi di tahun 1948 terbilang unik, mengapa mereka menjadi pengungsi? Padahal itu seolah tak berarti, alasannya ialah masih sangat banyak konflik di banyak sekali wilayah di sana hingga hari ini. Sejarawan menganalisis penyebab eksodus warga Palestina sangat dipengaruhi oleh politik dan kekerabatan internasional. Beberapa alasan utama eksodus tersebut adalah:

Ketakutan: Banyak warga Palestina mengungsi alasannya ialah lantaran takut akan serangan dan kekejaman Israel. Ketakutan mereka sangat beralasan, pada 9 April 1948, sekitar 120 penjajah Israel memasuki kota Deir Yassin, bersahabat Yerusalem, kemudian membantai 600 penduduk desa. Beberapa meninggal membela kota dalam pertempuran melawan pasukan Israel, sementara yang lain dibunuh dengan granat tangan yang dilemparkan ke rumah-rumah mereka, atau dihukum sehabis diarak melewati jalan-jalan Jerusalem.

Pembantaian-Deir-Yassin

Setelah insiden ini, pembantaian pun menyebar ke seluruh Palestina, orang-orang Palestina sangat takut akan kemungkinan terburuk yang ditimbulkan orang-orang Yahudi ini. Dalam banyak kasus, warga-warga di seluruh desa Palestina melarikan diri dari kebengisan Yahudi. Mereka berharap sanggup menghindari jatuh pada nasib yang sama dengan penduduk Deir Yassin. Beberapa kelompok Yahudi Israel, menyerupai Yishuv, berbagi perasaan takut ini melalui perang psikologis yang dimaksudkan untuk mengintimidasi warga kota-kota Palestina biar mengalah atau melarikan diri. Siaran radio yang disiarkan dalam bahasa Arab, memperingatkan warga Arab bahwa mereka tidak akan bisa menghadapi serangan orang-orang Israel, perlawanan ialah kesia-siaan.

Pengusiran oleh Pasukan Israel: Ketakutan ialah faktor pendorong utama bagi pengungsi di awal perang. Lalu, Perang yang berlarut-larut hingga tahun 1948, membuat agresi pengusiran oleh orang-orang Israel kian marak. Yahudi Israel terus menaklukkan wilayah demi wilayah, pasukan mereka kian tersebar dalam jumlah besar di seluruh negeri. Akibatnya, desa-desa yang gres ditaklukkan dikosongkan secara paksa oleh pasukan Israel.

Contoh kasatmata dari hal ini ialah kota-kota di Lida dan Ramla, bersahabat Yerusalem. Ketika wilayah tersebut ditaklukkan pada bulan Juli 1948, Yitzhak Rabin menandatangani sebuah perintah mengusir semua warga Palestina dari dua kota yang mempunyai populasi sebesar 50.000 hingga 70.000 orang itu. Pasukan Yahudi Israel menekan penduduk hingga ke garis perbatasan Arab, sementara yang lain dipaksa untuk berjalan dan hanya diizinkan mengangkut barang yang bisa mereka bawa. Pengusiran ini prosentasenya hanya sekitar 10% dari total pengusiran warga Palestina di tahun 1948.

Anjuran Pasukan Arab: Dalam beberapa kesempatan, tentara Arab dari negara-negara tetangga, khususnya Yordania, menganjurkan biar penduduk di kota-kota Palestina mengungsi. Salah satu alasannya ialah untuk memperlihatkan medan perang terbuka antara Arab-Israel tanpa ada warga sipil dalam baku tembak tersebut. Apapun latar belakangnya, banyak warga sipil Palestina meninggalkan rumah mereka di bawah isyarat dari tentara Arab, mereka berharap bisa segera kembali sehabis kemenangan pasukan Arab, dan hanya menjadi pengungsi di negara-negara tetangga –bukan menetap terus-menerus-.

Dampak Peperangan

Perang Arab-Israel tahun 1948 membuat duduk masalah pengungsian besar-besaran di Timur Tengah. Lebih dari 500 kota besar dan kecil di seluruh Palestina benar-benar kehilangan penghuni selama perang ini berlangsung. 700.000 lebih pengungsi dari kota-kota tersebut menjadi beban ekonomi dan sosial di negara-negara tetangga dan Tepi Barat, terutama di wilayah Yordania. Pada tahun 1954, Israel membuatPrevention of Infiltration Law –sebuah aturan yang dibentuk Israel untuk mengatur orang-orang yang masuk dari dan ke wilayah mereka baik bersenjata maupun tidak-. Hukum ini memungkinkan pemerintah Israel mengusir setiap warga Palestina yang berhasil menyelinap kembali ke rumah mereka yang telah menjadi wilayah Israel.

Pengungsi-Nakba


Saat ini, hak kembali masih merupakan duduk masalah utama yang belum bisa diselesaikan oleh negosiasi tenang antara Palestina dan Israel. Pengusiran paksa warga Palestina pada tahun 1948 terbukti menjadi duduk masalah yang terus berlangsung bahkan sehabis para pengungsi tahun 1948 telah meninggal semuanya di awal tahun 2000-an, duduk masalah pun tetap ada.